kram otak
Sabtu, 19 Maret 2016
duniaku berputar arah
Satu Tahun Berlari Tanpa Jeda...
Aku Masih Belum Menentukan Warna...Terlalu Abu-abu
Perputaran Waktu dan Duniaku Berputar JUngkir Balik
Begitu Berbeda Alur Hidupku Kini..
SEtiap Hari Kucari Kata, Kucari Makna..Kucari Nama..Dari Semua Yang mengepungku
Tanpa Kilatan Cahaya, Tanpa Gelak Tawa, Tanpa Warna, Kadang Bahkan Tanpa Bicara
Aku Masih Menemukan Sedikit Sisa Jati Diri..lalu Ragu...Entah ...Benarkah Ini....???
Yang Aku Tau...Saat Ini Aq Dikelilingi Debu..Dipenuhi Kelu, Dibaluri Bisu
Mereka Picik...? Mereka Bodoh..?? entahlah...
Hanya Saja Dengan Semua Hal yang Mereka Miliki, Bermuara Pada Ketidaknyamananku
Seketika Aq Ingin Berlari Jauh Dari Kota Ini...Kampung Kecil Ini Tepatnya
Mereka Buta Pada Hidupku Yang Tak Mudah
Mereka Lupa Pada Bebanku Yang Mencurah
Mereka naif Pada Kesibukanku Yang Menggugah
Mereka Jengah Pada Acuhku yang Lengah
Mereka Gerah Pada Binarku Yang Cerah
Mereka Ingin Membuatku Kalah..Hingga Berakhir Pada Kata Menyerah
Satu Hal Saja Yang Mereka Lupa..
Aq Menghindari Rasa Takut..Aq Menjauhi Rasa Kalut
Aq Pantang Untuk Surut
Ritme Kota Kecil Ini Berniat Membunuhku
Sayangnya....Aq Takkan Terbelenggu
Sudut Kota,..pertengahan maret Yang kering
Aq Menulis Lagi..........
Rabu, 26 Agustus 2015
Sudut mati
ada hal di dunia ini yang terkadang tidak bisa di terima
, kekalahan, ketidak berhasilan, kehilangan, penghianatan,kepergian, dan sebutlah sendiri lainnya ....
seringkali, dari semua itu yang paling menyiksa adalah apa yang dirasakan setelahnya
rasa marah, kecewa ,sakit hati, tak terima, dendam,dan segala turun turunannya ,
dan ujung ujungnya semua terasa tak enak.
sekotak luka yang kutinggalkan, dan sudut mati yang ku tuhankan.
kita pernah bertukar senyum pada jarak pandang yang begitu dekat ,
dan hujanpun merapatkan jarak di antara kita , itu bukti bahwa aku masih mengingatmu
dan bangga pada apa yang pernah kita jalani dulu .
Rabu, 17 Juni 2015
edisi keracunan CT
Lama aku Tak Menoleh Pada satupun Kisah Itu
Membiarkannya Berlalu Tanpa Ada Keinginan Tuk Menyentuhnya
Hingga katapun Tak Cukup Menggambarkan Perihnya Rasa
Apa Itu rasa..
Apa Itu Luka..
Kosong....dan Kosong...
Puisi Itu Satu yang Rumit
Kata-kata Indah Itu Terlalu Sulit
Dimana Nyamannya...Tidak ada
ah...sudahlah..
Nikmati Yang di depan matamu..
Tak Perlu menoreh Harap..karna hanya siksa yg kan menunggumu..
nikmati saja..
ganjalan di otak
Hantaman-hantaman Kalimat Menusuk Tajam Otakku
Memukul Sisi Paling Sensitif Benakku
Mencari Celah-celah Pelampiasan
Benda, NYata, Cinta, Luka bahkan Siksa Menyisakan rentetan Kalimat di Kisi-kisi Pikirku
Seperti Candu...
Tanpa Peduli Mereka Mengerti Atau Bosan
Tanpa Peduli Mereka Menghargai Atau Mencaci
Akan Ada Segelintir atau Mungkin Banyak Yang Menanti, Mengerti, Menghormati
Pada Kata Yang Mudah Dicerna bahkan yang tidak bisa diterka
Bagiku...ada banyak Makna Yang Tak Terungkap Dengan Bicara
Dengan Tangis, Dengan Diam..Dengn Ekspresi Dimata...
Diantaranya Tertera dlm Sebuah Tulisan....
Aku Memilih Yang Ini.....Yang Lebih Bisa Kumaknai
Untukmu Yang Mengerti....Trimakasih...
(arsyella)
Minggu, 27 April 2014
SUMBATAN OTAK
Hantaman-hantaman Kalimat Menusuk Tajam Otakku
Memukul Sisi Paling Sensitif Benakku
Mencari Celah-celah Pelampiasan
Benda, NYata, Khayalan, Luka bahkan Siksa Menyisakan rentetan Kalimat di Kisi-kisi Pikirku
Seperti Candu...
Tanpa Peduli Mereka Mengerti Atau Bosan
Tanpa Peduli Mereka Menghargai Atau Mencaci
Akan Ada Segelintir atau Mungkin Banyak Yang Menanti, Mengerti, Menghormati
Pada Kata Yang Mudah Dicerna bahkan yang tidak bisa diterka
Bagiku...ada banyak Makna Yang Tak Terungkap Dengan Bicara
Dengan Tangis, Dengan Diam..Dengn Ekspresi Dimata...
Diantaranya Tertera dlm Sebuah Tulisan....
Aku Memilih Yang Ini.....Yang Lebih Bisa Kumaknai
Untukmu Yang Mengerti....Trimakasih...
Rabu, 04 September 2013
tertahan dimasa lalu ...
Jemari ini seakan kehabisan tinta,tak mampu lagi menuangkan segenap emosi atau perasaan absurd lain seperti biasanya. Kekosongan yang tersisa belakangan ini membuat ku tak memiliki lagi alasan untuk sekedar menggoreskan apa yang kurasakan. Karena memang,aku tak merasakan apapun. Satu pencapaian,disaat ku memilih meleburkan segala yang pernah menenggelamkanku dan membiarkan kehampaan menemani langkahku kedepan justru mengarahkanku pada satu sisi dimana aku tidak lagi memiliki lagi alasan untuk menuliskan sesuatu.
Dan kini jika aku ingin menuliskan sesuatu,yang bisa aku lakukan hanya meraba-raba setiap jengkal masa lalu. Meneropong jauh, mencoba mengingat dengan jelas. Seakan otak ini kujadikan mesin waktu yang membuatku mampu kembali,lalu mengingat perasaan dikala detik demi detiknya terlewati. Akan hadir disana,cuplikan cuplikan kejadian yang memaksaku untuk kemudian merasa senang ataupun benci. Akan ada pula satu bagian yang bisa membuahkan untaian kata-kata manis dari tangan kecil ini.
Memang terasa lebih sulit jika dibandingkan dengan mengutarakan apa yang ada di depan mata Sampai sempat juga ku berfikir,mana kah yang lebih baik antara membiarkan kosong atau membiarkannya dipenuhi oleh hayalan. Dan jawaban yang terbenar adalah membiarkannya terbuka lebar untuk semua kabahagiaan yang ingin menyambanginya.
Jadi,untuk sementara biarlah masa lalu yang menjadi episode-episode tersendiri dalam tulisanku.
Menjadi pengingat bahwa hati ini pernah menemukan titik putih.
menjadi pengingat bahwa hati ini pernah menemukan titik abu-abunya.
Menjadi pengalaman bahwa otak ini pun pernah kehilangan akal sehatnya.
Rabu, 14 Agustus 2013
inikah rasanya ....
Adakah celah untuk bumi beri restu, untuk tuhan beri mukjizat???
Tawa si anak malam selalu mengawang, mendengungkan kisah pada raja diraja semesta..
Ah….kembali terukir ditembok kesunyian,diseluk-beluk nadi yang berdetak kencang untuk memacu tak-tik-tuk jarum jam yang tak pernah mundur…
Orang boleh punya cerita tentang romi dan juli tapi, ini bukan tentang itu tapi, ini tentang aku dan kamu yang hidup dinegeri pewayangan.
Dan…
tak ada lagi cerita tentang ini, tentang Siti Nurbaya.
Jika dikupas, ini tentang celebes dan Java.
Selalu berbicara bagai malaikat menyapa nabi dalam kesenyapan malam tak bertuan.
Bebicara tentang satu yang agung namun selalu saja kata-kata filusuf yang bermakna terlontar.
Ini cerita tentang kejujuran yang akan lama terungkap.
Mungkin perguliran waktu tertunda akan semakin menumpukkan apa yang tertahan dan tak bisa diungkap melalui angin yang bersahabat setiap malamnya.
Sudahkah kiranya badai mendera berlalu..
Bermuram durja si anak malam.
Pada pagi kokoh membuka hari,alir embun arus bening hati..
Lembut kabut pelan mula terkuak dibelah cahaya hidup,kian meninggi.
Usap mata lembut membuka hari, seutas senyum tak kan terputus.
Sekali lagi embun harus mengalir menuju muara daun yang mula kering,
Untuk ciptakan warna pagi yang selalu hidup...
Diantara belukar yang mengering masih ada jingga yang membiru...
Matahari tak kan pernah kembali untuk menyinari sesaat...
Serta embunpun tak pernah mengering pada kekeringan daun.
Malampun kembali membawa merah jambu sang bulan,
Bermuram durja si anak malam,...
Tak kan ada kesempatan untuk kembalinya pada badai yang mendera.
Langganan:
Postingan (Atom)