Rabu, 04 September 2013

tertahan dimasa lalu ...

Jemari ini seakan kehabisan tinta,tak mampu lagi menuangkan segenap emosi atau perasaan absurd lain seperti biasanya. Kekosongan yang tersisa belakangan ini membuat ku tak memiliki lagi alasan untuk sekedar menggoreskan apa yang kurasakan. Karena memang,aku tak merasakan apapun. Satu pencapaian,disaat ku memilih meleburkan segala yang pernah menenggelamkanku dan membiarkan kehampaan menemani langkahku kedepan justru mengarahkanku pada satu sisi dimana aku tidak lagi memiliki lagi alasan untuk menuliskan sesuatu. Dan kini jika aku ingin menuliskan sesuatu,yang bisa aku lakukan hanya meraba-raba setiap jengkal masa lalu. Meneropong jauh, mencoba mengingat dengan jelas. Seakan otak ini kujadikan mesin waktu yang membuatku mampu kembali,lalu mengingat perasaan dikala detik demi detiknya terlewati. Akan hadir disana,cuplikan cuplikan kejadian yang memaksaku untuk kemudian merasa senang ataupun benci. Akan ada pula satu bagian yang bisa membuahkan untaian kata-kata manis dari tangan kecil ini. Memang terasa lebih sulit jika dibandingkan dengan mengutarakan apa yang ada di depan mata Sampai sempat juga ku berfikir,mana kah yang lebih baik antara membiarkan kosong atau membiarkannya dipenuhi oleh hayalan. Dan jawaban yang terbenar adalah membiarkannya terbuka lebar untuk semua kabahagiaan yang ingin menyambanginya. Jadi,untuk sementara biarlah masa lalu yang menjadi episode-episode tersendiri dalam tulisanku. Menjadi pengingat bahwa hati ini pernah menemukan titik putih. menjadi pengingat bahwa hati ini pernah menemukan titik abu-abunya. Menjadi pengalaman bahwa otak ini pun pernah kehilangan akal sehatnya.

1 komentar: